Jumat, 03 Agustus 2012
Attitude is Everything
Sikap berperan sangat penting terhadap kesuksesan atau kebahagiaan
seseorang. Sejumlah ilmuwan dari universitas terkemuka di
duniamengungkapkan bahwa manusia dapat menggali potensinya secara
lebihmendalam dan luas dengan sikap yang positif. Berdasarkan hasil
penelitianterhadap ribuan orang-orang yang sukses dan terpelajar,
berhasildisimpulkan bahwa 85% kesuksesan dari tiap-tiap individu
dipengaruhi oleh sikap. Sedangkan kemampuan atau technical expertise
hanya berperan pada
15% sisanya.
Sikap mempunyai peran yang lebih besar di bidang bisnis jasa maupun
bisnis pemasaran jaringan. Sikap berperan pada 99%, jauh lebih besar
dibandingkan peran keahlian yang hanya 1%. Dapat dikatakan bahwa
mencapai sukses di bisnis jasa maupun bisnis pemasaran jaringan
sangatlah gampang, selama
dilakukan dengan sikap yang positif. Ada sebuah kata-kata bijak yang
menyebutkan, “Your attitude not aptitude determine your altitude – Sikap
Anda bukanlah bakat atau kecerdasan, tetapi menentukan tingkat
kesuksesan Anda.”
Pengaruh Kekuatan Spiritual, Impian dan Antusiasme Terhadap Sikap
Seseorang Sikap positif dapat terus ditingkatkan, tentu saja memerlukan
waktu cukup lama dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor spiritual
atau kemampuan untuk bersyukur, aspirasi atau kemampuan menciptakan
impian dan kekuatan atau semangat dalam diri manusia itu sendiri sangat
mempengaruhi sikap seseorang. Faktor-faktor tersebut memberikan kontrol
terhadap sikap seseorang dalam memilih respon terbaik atas
kejadian-kejadian yang dialami.
Kekuatan spiritual berpegaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melihat
sisi positif dari setiap kejadian. Kekuatan keimanan menjadikan
seseorang akan mampu mengartikan semua fenomena hidup ini sebagai
pelajaran berharga, yang dapat membangkitkan nilai lebih dalam diri.
Contohnya saja Helen Keller, meskipun kehilangan fungsi indra
pendengaran dan penglihatan sejak usia 19 bulan, ia masih selalu
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Aku berterima kasih kepada Tuhan
atas segala cacatku. Karena cacat yang kuderita, aku berhasil menemukan
diriku sendiri, pekerjaanku dan Tuhanku,” kata sarjana lulusan Harvard
University di Amerika itu. Dengan kekuatan keimanan ia dapat melakukan
fungsinya sebagai umat manusia secara optimal, yakni sebagai seorang
penulis karya sastra dan guru bagi orang-orang buta dan tuli.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar